Profil Desa Jatingarang

Ketahui informasi secara rinci Desa Jatingarang mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Jatingarang

Tentang Kami

Profil lengkap Desa Besole, Kecamatan Bayan, Purworejo, pusat kerajinan anyaman bambu yang mendunia. Temukan potensi ekonomi, data demografi terbaru, inovasi pertanian, serta tantangan dan peluang pengembangan desa di gerbang selatan Purworejo.

  • Sentra Kerajinan Bambu

    Desa Besole merupakan pusat utama industri kerajinan anyaman bambu di Kabupaten Purworejo, dengan produk seperti besek, tampah, dan kerajinan lainnya yang menjadi tulang punggung ekonomi lokal

  • Ketahanan Pangan

    Didukung oleh lahan persawahan yang subur dan sistem irigasi teknis, sektor pertanian, khususnya padi, menjadi penopang utama ketahanan pangan dan sumber pendapatan penting bagi warga.

  • Lokasi Strategis dan Potensi Pengembangan

    Terletak di jalur alternatif yang menghubungkan Purworejo dengan Bandara Internasional Yogyakarta (YIA), Desa Besole memiliki potensi besar untuk pengembangan ekonomi kreatif, agrowisata, dan peningkatan akses pasar.

XM Broker

PURWOREJO – Terletak strategis di bagian selatan Kabupaten Purworejo, Desa Besole di Kecamatan Bayan telah lama mengukuhkan identitasnya sebagai pusat kerajinan anyaman bambu yang produknya telah menembus pasar regional dan nasional. Lebih dari sekadar warisan turun-temurun, kerajinan ini menjadi motor penggerak utama perekonomian lokal. Di sisi lain, hamparan sawah yang subur menjadikan desa ini sebagai salah satu lumbung pangan penting di wilayahnya. Profil ini akan mengupas secara mendalam berbagai aspek Desa Besole, dari kondisi geografis, demografi, potensi ekonomi, hingga tantangan dan peluang di masa depan.

Letak Geografis dan Batas Wilayah

Desa Besole secara administratif merupakan bagian dari Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Posisinya yang berada di jalur alternatif strategis memberikan aksesibilitas yang cukup baik. Berdasarkan data pemetaan dan informasi dari pemerintah setempat, Desa Besole memiliki luas wilayah sekitar 175 hektare. Wilayah ini didominasi oleh dataran rendah yang subur, dengan sebagian besar lahan dimanfaatkan untuk persawahan dan permukiman penduduk.Secara geografis, Desa Besole berbatasan langsung dengan beberapa desa lain yang turut membentuk dinamika sosial dan ekonomi di sekitarnya. Batas-batas wilayah Desa Besole yakni:

  • Berbatasan dengan Desa Bringin

  • Berbatasan dengan Desa Sucenjuru Tengah

  • Berbatasan dengan Desa Jrakah

  • Berbatasan dengan Desa Tangkisan

Lokasinya yang tidak jauh dari jalan Daendels (Jalan Lintas Selatan Selatan) memberikan keuntungan tersendiri dalam hal distribusi barang, terutama untuk produk kerajinan dan hasil pertanian.

Demografi dan Struktur Kependudukan

Berdasarkan data kependudukan terakhir yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) untuk Kecamatan Bayan, jumlah penduduk Desa Besole tercatat sebanyak 3.016 jiwa. Dengan luas wilayah 1,75 km², maka kepadatan penduduk di desa ini mencapai sekitar 1.723 jiwa per km². Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup tinggi untuk sebuah wilayah perdesaan, menandakan area permukiman yang padat dan interaksi sosial yang intensif.Mayoritas penduduk Desa Besole menggantungkan hidupnya pada dua sektor utama: pertanian dan kerajinan. Sebagian besar kepala keluarga bekerja sebagai petani penggarap sawah, sementara tidak sedikit pula yang menjadi pengrajin anyaman bambu. Profesi lainnya meliputi pedagang, pegawai negeri, karyawan swasta dan buruh harian. Komposisi penduduk yang dinamis ini menciptakan struktur sosial ekonomi yang beragam, di mana tradisi agraris berjalan beriringan dengan semangat kewirausahaan di bidang industri kreatif rumahan.

Perekonomian Desa: Bambu sebagai Tulang Punggung Utama

Denyut nadi ekonomi Desa Besole sebagian besar ditopang oleh industri kerajinan bambu. Hampir di setiap sudut desa, dapat ditemui aktivitas warga yang tengah menganyam bilah-bilah bambu menjadi produk bernilai jual tinggi. Produk yang dihasilkan sangat beragam, mulai dari besek (wadah makanan tradisional), tampah (nampan bambu), kreneng, hingga berbagai produk turunan lainnya yang disesuaikan dengan permintaan pasar.Keahlian menganyam ini diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Keterampilan ini bukan hanya sekadar mata pencaharian, tetapi juga bagian dari identitas budaya masyarakat Besole. Sebagian besar pengrajin bekerja secara mandiri di rumah masing-masing, sementara beberapa lainnya tergabung dalam kelompok usaha kecil dan menengah (UMKM).Seorang pejabat dari Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Perdagangan (KUKMP) Kabupaten Purworejo dalam sebuah kesempatan menyatakan, "Desa Besole merupakan aset penting bagi perekonomian Purworejo. Produk kerajinan bambunya memiliki kualitas yang diakui dan pasarnya terus berkembang. Kami terus berupaya memberikan pendampingan dalam hal inovasi desain, manajemen usaha, dan perluasan akses pasar digital."Produk-produk dari Besole didistribusikan ke berbagai pasar tradisional di Purworejo, Kutoarjo, bahkan hingga ke kota-kota besar seperti Yogyakarta, Semarang, dan Jakarta. Permintaan seringkali meningkat tajam menjelang hari raya Idulfitri atau saat musim hajatan, di mana besek banyak digunakan sebagai wadah hantaran makanan.

Sektor Pertanian sebagai Penopang Ketahanan Pangan

Di samping industri kerajinan, sektor pertanian memegang peranan yang tidak kalah penting. Lahan persawahan di Desa Besole tergolong subur dan mendapatkan pasokan air yang memadai melalui jaringan irigasi teknis. Kondisi ini memungkinkan para petani untuk melakukan dua hingga tiga kali masa tanam padi dalam setahun. Komoditas utama yang ditanam ialah padi, yang hasilnya digunakan untuk konsumsi lokal maupun dijual ke pasar.Selain padi, beberapa petani juga menanam tanaman palawija seperti jagung, kedelai, dan sayur-mayur pada musim tertentu sebagai bentuk diversifikasi tanaman untuk menjaga kesuburan tanah dan menambah pendapatan. Keberhasilan sektor pertanian ini menjadikan Desa Besole sebagai wilayah yang mandiri secara pangan dan turut menyumbang surplus beras untuk Kabupaten Purworejo. Pemerintah desa bersama kelompok tani aktif mengupayakan penggunaan pupuk organik dan teknik pertanian modern untuk meningkatkan produktivitas tanpa merusak lingkungan.

Pemerintahan dan Infrastruktur Desa

Roda pemerintahan Desa Besole dijalankan oleh seorang Kepala Desa yang dibantu oleh jajaran perangkat desa serta Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai lembaga legislatif di tingkat desa. Kantor Balai Desa menjadi pusat pelayanan administrasi bagi masyarakat, mulai dari pengurusan dokumen kependudukan hingga koordinasi program-program pembangunan.Infrastruktur dasar di Desa Besole terbilang sudah cukup memadai. Akses jalan utama desa telah diaspal dan dapat dilalui oleh kendaraan roda empat, mempermudah mobilitas warga dan pengangkutan hasil bumi serta kerajinan. Jaringan listrik dari PLN telah menjangkau seluruh permukiman, dan sinyal telekomunikasi dari berbagai operator seluler juga tersedia dengan baik. Untuk sarana pendidikan, terdapat fasilitas sekolah dasar dan pendidikan anak usia dini (PAUD) di wilayah desa. Sementara itu, untuk layanan kesehatan, masyarakat dapat mengakses puskesmas pembantu atau puskesmas kecamatan yang lokasinya tidak terlalu jauh.

Kehidupan Sosial Budaya yang Guyub

Masyarakat Desa Besole dikenal memiliki ikatan sosial yang kuat dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan. Tradisi gotong royong masih terpelihara dengan baik, terlihat dalam berbagai kegiatan seperti kerja bakti membersihkan lingkungan, perbaikan fasilitas umum, hingga membantu sesama warga yang sedang mengadakan hajatan atau tertimpa musibah.Mayoritas penduduknya beragama Islam, sehingga kegiatan keagamaan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Terdapat masjid dan beberapa mushola yang aktif digunakan sebagai pusat ibadah dan kegiatan sosial keagamaan. Berbagai perayaan hari besar Islam seperti Idulfitri, Iduladha, dan Maulid Nabi Muhammad SAW selalu dirayakan dengan meriah dan penuh semangat kebersamaan.

Tantangan dan Potensi Pengembangan Masa Depan

Meskipun memiliki potensi yang besar, Desa Besole juga dihadapkan pada sejumlah tantangan. Di sektor kerajinan bambu, tantangan utama ialah regenerasi pengrajin. Minat generasi muda untuk meneruskan usaha ini cenderung menurun karena dianggap kurang menjanjikan dibandingkan bekerja di sektor formal. Selain itu, fluktuasi harga bahan baku bambu dan persaingan dengan produk sejenis dari daerah lain menjadi tantangan tersendiri.Tantangan lainnya yaitu inovasi produk dan pemasaran. Sebagian besar produk yang dihasilkan masih bersifat tradisional. Diperlukan sentuhan inovasi desain agar produk anyaman bambu Besole dapat menyasar segmen pasar yang lebih luas, seperti pasar dekorasi rumah, suvenir, atau kemasan produk premium yang ramah lingkungan. Pemasaran secara digital melalui e-commerce dan media sosial juga perlu ditingkatkan untuk memperluas jangkauan.Namun di tengah tantangan tersebut, terbentang pula peluang yang sangat besar. Lokasi desa yang strategis di dekat jalur menuju Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) membuka potensi pengembangan sebagai desa wisata berbasis agro-edukasi dan kerajinan. Wisatawan dapat diajak untuk melihat langsung proses pembuatan anyaman bambu, belajar menganyam, serta menikmati suasana pedesaan yang asri.Pemerintah Kabupaten Purworejo diharapkan dapat terus memberikan dukungan melalui program pelatihan, bantuan permodalan, dan fasilitasi pemasaran. Kolaborasi antara pemerintah desa, pelaku UMKM, dan akademisi dapat melahirkan inovasi yang mampu mengangkat daya saing produk Desa Besole.

Penutup

Desa Besole, Kecamatan Bayan, merupakan contoh nyata sebuah desa yang mampu memadukan warisan tradisi dengan potensi ekonomi secara harmonis. Dengan kerajinan bambu sebagai lokomotif utama dan sektor pertanian sebagai fondasi ketahanan pangan, desa ini menunjukkan resiliensi dan kemampuan adaptasi yang luar biasa. Melalui inovasi, penguatan sumber daya manusia, dan pemanfaatan teknologi digital, Desa Besole memiliki prospek cerah untuk terus tumbuh menjadi desa yang maju, mandiri, dan sejahtera, serta menjadi kebanggaan Kabupaten Purworejo.